Sabtu, 12 Agustus 2017

HAJJAH RANGKAAYO RASUNA SAID



BIOGRAFI HAJJAH RANGKAAYO RASUNA SAID


Bernama asli Hajjah Rangkaayo Rasuna Said lahir di Maninjau, Agam, Sumatera barat pada tanggal 14 september 1910. Ia adalah seorang penggerak wanita yang sangat berperan dalam kemerdekaan Indonesia terutama dalam bidang pendidikan, pemberdayaan wanita dan jurnalisme nasional pada waktu itu. Ia sangatlah tegas dalam berpidato dan tulisan tulisan seorang rasuna Said dikenal hangat tajam dan bersifat anti kolonialisme terhadap penjajahan Belanda kala itu. Seorang wanita yang mendedikasikan hidupnya demi kemajuan wanita dan Indonesia hingga Indonesia bahkan sudah merdeka.

Rasuna Said menamatkan SDnya lalu melanjutkan pendidikan di pesantren dan diniyah putri di Bukittinggi. Disana ia belajar tentang banyak hal. Ia juga mulai mempelajari dan memperdalam masalah agama islam dari gerakan tahwalib. Gerakan islam yang banyak dipengaruhi oleh gerakan nasionalis islam Turki pada masa itu. Ia tidak hanya memahami soal agama atau pengetahuan umum saja namun ia juga tertarik dengan politik. Ketika di membantu mengajar di diniyah putri sebagai guru ia banyak mengajarkan wanita tentang pendidikan sebagai fondasi akan kemajuan wanita di tanah Minang itu.

Selain mengajari hal tersebut rasuna Said juga mengajari masalah politik, bahkan ia berencana memasukkan pelajaran politik ke dalam kurikulum sekolah diniyah pada masa itu. Namun permohonannya ditolak. Rasuna Said cukup kecewa tentang hal itu rasuna Said juga sering memberikan pidato pidato di tengah masyarakat yang isinya pesan antikolonialisme yang gamblang dan tajam. Hal ini membuat rasuna Said menjadi wanita pejuang pertama yang terkena hukum kolonial Belanda yang dinamakan speechdelict. Hukuman yang ditujukan pada orang orang yang berbicara menjelek-jelekkan atau mendesak pemerintahan Belanda di depan umum.

Ia juga merupakan seorang orator ulung yang seringkali mengecam tajam ketidakadilan Belanda. Akhirnya beliau ditangkap dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang. Pada jaman Jepang ia juga ikut mendirikan Nippon Raya di Padang, yang kemudian hari diketahui dibubarkan oleh Jepang. Sedangkan pada masa setelah kemerdekaan ia aktif sebagai anggota Dewan Perwakilan Sumatera mewakili Sumbar, kemudian terpilih menjadi anggota DPR RIS pada tahun 1959.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Rasuna Said aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Rasuna Said duduk dalam Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat setelah Proklamasi Kemerdekaan. Ia diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Dekret Presiden 5 Juli 1959 sampai akhir hayatnya, 2 November 1965 di Jakarta. H.R. Rasuna Said meninggalkan seorang putri (Auda Zaschkya Duski) dan 6 cucu (Kurnia Tiara Agusta, Anugerah Mutia Rusda, Moh. Ibrahim, Moh. Yusuf, Rommel Abdillah dan Natasha Quratul'Ain).
Rasuna Said diangkat sebagai salah satu Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974.



KISAH INSPIRASI HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID



Aktifitas perjuangan Rasuna Said dapat menjadi pelajaran sangat berharga bagi generasi penerus terutam yang memiliki perhatiann pada perjuangan perempuan dan kesetaraan gender. Ia merupakan prototipe perempuan pejuang yang tidak hanya bisa bicara, namun juga mampu mengimplementasikan gagasan-gagasannya dalam praktik. Selain orasinya yang mempesona Rasuna juga membuka berbagai sekolah dan turut mengajar. Ia juga menerbitkan majalah untuk menyebarluaskan gagasan-gagasannya.

Sebagai pejuang, Rasuna benar-benar mengamalkan ajaran Nabi “Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu hendaklah dengan lisannya. Jika tidak mampu hendaklah dengan hatinya”. Rasuna memilih tidak hanya berjuang dengan lisan semata, tetapi juga dengan tangannya, dengan mendirikan bebagai sekolah dan penerbitan majalah.

Satu hal yang sangat menarik dari tokoh perempuan ini adalah bahwa di tengah lingkungan aktifitasnya yang didominasi oleh laki-laki, yang setiap saat berseteru dan berdebat dengan para koleganya yang laki-laki, namun selendang atau hijab tidak pernah lepas dari kepalanya. Demikian juga ia tidak pernah abai dengan anak-anak serta keluarganya. Ia tengah membuktikan bahwa perempuan dapat aktif dan berkiprah di tengah masyarakat tanpa mengorbankan keluarganya.



CARA MENERAPKAN NILAI POSITIF KISAH HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DI ZAMAN SEKARANG



  1. Dengan cara mampu memberi kontribusi dalam masyarakat 
  2. Menuntut ilmu setinggi-tingginya 
  3. Tidak pernah malas dalam menuntut ilmu dan memiliki semangat yang tinggi
  4. Sebagai seorang muslimah sesibuk apapun kita apalagi pada zaman yang eradigitial saat ini tidak pernah melupakan tugas kita sebagai seorang muslimah untuk selalu beribadah ke pada allah, dan juga harus selalu menurut aurat kita dengan cara berhijab sesuai dengan syariat islam 
  5. Selalu menerapkan sikap dan ras nasionalisme dan patriotisme di dalam diri kita 
  6. menjujung tinggi emansipasi wanita